Jumat, 30 Desember 2011

HUKUM MERAYAKAN TAHUN BARU MASEHI

--> 
“Umat Islam bolehkah merayakan Tahun Baru Masehi…?”
(Buat sobat muda Muslim)

Jum`at, 30 Desember 2011
Oleh: U. Hasanudin (Mahasiswa STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN Purwakarta)
-->
Email: rijal_fatashalih@yahoo.co.id / facebook: rijal fata
Kemeriahan malam pergantian Tahun

Assalamu`alaikum… Dulur, baraya (saudara)…!!!
          Halo sobat muda, gak kerasa ya, dalam hitungan hari, sebentar lagi kita akan memasuki tanggal keramat di awal tahun… (hah… tanggal kramat?) Yupz, tanggal 1 Januari brow… Gimana gak keramat coba, hampir semua yang ngisi alam jagat raya ini ikut memeriahkan perayaan malam pergantian tahun Masehi dengan berbagai pesta dan kemeriahan, lengkap dengan ucapan selamat dan ditambah bumbu cipika-cipiki (hahay...). Momen ini seolah menjadi Agenda tahunan yang wajib dirayakan dan dimeriahkan. (haram kayanya kalau gak ikutan ngerayain. Preeeeet…).
          Kadang akhir tahun selalu diawali dengan berbagai taradisi. Di TV, kita disuguhi tayangan meriah yang super mewah. Dukun dan Paranormal banyak didatangi untuk diminta ramalan jodoh, rejeki, musibah atau peruntungannya di tahun yang akan datang. Para Desainer pakaian, penata rambut, bahkan sampai produsen kosmetik juga semuanya udah siap untuk mempromosikan produknya untuk dipopulerkan di tahun yang baru. Dan masyarakat biasanya yang gak pernah kelewat adalah berburu kalender gratis (hayo ngaku…!).
          Tapi, ada satu hal yang gak boleh dilewatin dari semua kebiasaan tadi. (pasti tau dong apa…?). Kebanyakan kita merasa wajib dan kudu pisan ikut bersama perayaan yang satu ini, istimewa, hebring, dan meriah bin heboh. Buat remaja, ABG, sobat muda, bapak-bapak, ibu-ibu, si akang dan si teteh, abang dan none, aki-aki dan nini-nini seeeeemuanya… akan merasa garing, bĂȘte, camplang, cawerang kalau pada malam pergantian tahun (malam tahun baru-an) gak pake acara arak-arakan, carnaval di jalan raya. Mau jalan kaki, pake motor, atau  pake kendaaraan lainnya sambil bakar petasan dan kembang api, niup terompet sambil diiringi lagu-lagu dan musik party bareng dengan cewek/cowoknya/pacarnya atau selingkuhannya atau juga gebetan barunya (Haddooooohhhh… parah). Yang di rumah juga gak mau kalah. Rumah mereka dihias dengan kelap-kelip lampu dan accessories lainnya biar ikut meriah, ditambah dengan musik party-nya juga, petasan, kembang api, dan niup terompet juga sama seperti yang carnaval di jalan raya. Dan walaupun gak kaya gitu, paling tidak mereka udah siap di depan TV, karena hampir seluruh station TV dari jauh-jauh hari udah promosi alias udah iklanin serangkaian acara special yang akan ditayangin pada malam menyambut pergantian tahun baru. Musik, dance, kuis, film, komedi, atraksi, sampe tukang sulap juga ikuta ditampilin (waaah… pokoknya seabreg deh. Tapi, TV yang nayangin acara pengajian pada malam itu ada nggak ya…? Ha ha ha…).
          Puncak kemeriahannya yaitu terjadi pada tangah malam saat hitungan mundur menjelang detik-detik pergantian tahun, yaitu sebelum jarum jam menunjukan pukul 00:00 (jam 12) pada tengah malam. Tahun lama akan segera berganti dengan tahun yang baru tanggal 1 Januari… … … lima… … … empat… … … tiga… … … dua… … … satu… … … tooeeeeeet… … … … toeeeeeeeeet… … … toeeeeeeeeet… … … suara hingar binger pecah dengan terompet yang ditiup oleh semua orang yang ada pada saat itu (kecuali gue…) termasuk yang di rumah, di hotel, di kontrakan, di kampung, di kota, di caffe, di jalan, di mana-mana semuanya tanpa ada komando dan tanpa disuruh serempak niup terompet (kecuali yang lagi dzikir di Masjid, Mantaaaaappp itu brow…!). Yang lebih gila yang di jalan raya, gemuruh suara terompet, klakson, dan knalpot kendaraan memecah kesunyian malam, Suara teriak mereka yang ada pada saat itu semuanya mencurahkan rasa bahagia, suka cita, hingar-bingar, rasa kepuasan yang diwarnai dengan gemerlap lampu kendaraan, lampu hias dan kembang api dengan suara ledakannya menghiasai gelap langit malam menambah semaraknya suasana malam tahun baru, ucapan selamat tahun baru, saling memberi hadiah, Cium pipi kiri cium pipi kanan. Yang heboh niiiiihhhh… para muda-mudi, abg, remaja, anak kemarin sore yang saling berpasangan dengan pacarnya ngelanjutin acara dengan party musik, dance, dugem dan… hingga sampai ada yang (maaf…) melakukan SEX BEBAS setelah party drugs (narkoba). (Uwwwaaaahh…. Geellooooooo pisan). Loh kok sampe gitu ya…? Naaaaahhhh… makanya mari kita selikidi (selidiki) apa di balik perayaan meriah malam pergantian tahun baru ini yang tidak dibolehkan oleh Agama (terutama Islam).

Di Balik Perayaan Tahun baru Masehi

          Sobat muda, terutama yang beragama Islam, ternyata perayaan tahun baru nggak Cuma sebatas menikmati kemeriahan saja lho…! Tradisi perayaan tahun baru di beberapa Negara dan di Barat, itu ternyata esensinya, sesungguhnya, aslinya adalah merayakan Ritual Keagamaan atau kepercayaan dan pemujaan mereka kepada Dewa-dewa. Nah… loh… kok gitu ya…??? Hayoooo………siah…!!!
Satu contoh di Brazil, pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih-putih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, papaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang Dewa Lemanja. Lemnaja adalah sosok Dewa yang terkenal dalam legenda Negara Brazil. Di Roma (Romawi kuno), dahulu orang-orang Roma saling memberikan hadiah potongan kayu dari pohon suci untuk merayakan pergantian tahun yang dilanjutkan dengan saling memberi kacang dan koin yang berlapis emas  dengan gambar Janus (nama Dewa pintu dan semua permulaan). Menurut  sejarah, nama bulan Januari diambil dari nama Dewa yang bermuka dua, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi ke belakang. Sedangkan menurut kepercayaan orang-orang Jerman, jika mereka makan hidangan bekas perayaan malam tahun baru, maka mereka tidak akan hidup susah selama satu tahun (waaaah… asik dong…!!!).
          Sobat muda Muslim, di tengah gencarnya ajakan dari sana-sini untuk ikut merayakan perayaan tahun baru, justru saya sedih banget karena banyak di antara kita, khususnya remaja, abg, muda-mudi Muslim nggak tahu, gak nyaho, gak ngeuh, bahwa sebenarnya perayaan tahun baru Masehi itu merupakan bagian dari hari suci umat Kristen, hal ini pernah disampaikan oleh Kedutaan Besar Amerika serikat bahwa perayaan tahun baru Masehi adalah bagian dari hari suci umat Kristen. Bagi umat Kristen, yang mayoritas memenuhi belahan benua Eropa, tahun baru Masehi dikaitkan dengan kelahiran tuhan Yesus/Isa Almasih (untuk Kristen), sehingga agama Kristen sering disebut sebagai agama Masehi. Masa sebelum Nabi Isa Lahir disebut sebagai tahun Sebelum Masehi (S.M) dan sesudah kelahirannya disebut tahun Masehi. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, tanggal 1 Januari dirayakan sebagai hari awal tahun, tepatnya pada tanggal 1 Januari tahun 45 S.M. Tak lama setelah Julius Caessar dinobatkan sebagai Kaisar Roma. Dia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ke-7 Sebelum Masehi. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius dibanu oleh Sossigenes (Ahli Astronommi dari Alexandria) yang menyarankan agar penanggalan itu dibuat dengan mengikuti pergerakan revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan oleh orang Mesir. Sementara kalender Nasional kita selama ini adalah kalender Georgian. Kalender ini digunakan sebagai standar perhitungan hari Internasional. Pada dasarnya kalender ini dipakai untuk menentukan jadwal Kebaktian gereja-gereja katolik dan Protestan dan termasuk untuk menentukan perayaan hari paskah umat Kristen se-dunia.

Hindari Tasyabuh (meniru-niru)

Naaaahh, sekarng kita tau kan, bahwa perayaan tahun baru Masehi itu merupakan tradisi yang berasal dari orang Kafir. Dengan dukungan Kehebatan Teknologi informasi dan komunikasi, mereka (kafir/yahudi) mempromosikan dan mempublikasikan perayaan hari-hari besar agama mereka ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia termasuk Negara-negara Islam yang diantaranya adalah Negara kita Indonesia yang sasaran utamanya adalah engaku seorang Muslim yang bodoh, awam, dangkal akan pengetahuan Islam dan lemah Iman dan Tauhid, yang gak tahu apa-apa tentang nilai, dengan kesan seolah-olah itu semua adalah wajar, lumrah, popular, sudah tradisi umum yang boleh dirayakan oleh semua orang, dan alasan lainnya , bahkan menganggap sebagai bagian dari tradisi Islam. Padahal semua itu adalah merupakan cara mereka (kafir) untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran agama-nya. Namun sayangnya, banyak dari kita umat Islam yang gak tau dan gak nyadar akan serangan budaya luar agama kita. Terlena dengan kemegahan acara malam tahun baru yang dikemas secara unik, spektakuler dan dahsyat… sehingga kita tanpa tau dan gak sadar ikut-ikutan  ngerayainnya (serasa bener aja…) jangan gila dooooonk…!!!
          Nabi kita Yang Mulia Baginda Rosulullah SAW. dengan tegas melarang kepada semua umatnya untuk meniru-niru dan ikut-ikutan budaya, kebiasaan, dan tradisi agama lain selain Islam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawwud, Imam Ahmad, dan Imam Ath-Thabrani, Rosulullah SAW. bersabda yang artinya: Barang siapa yang mengikuti/menyerupai (tasyabuh) akan suatu kaum (golongan/agama), maka ia termasuk salah satu dari mereka.
          Sobat muda Muslim, yang masih punya hati dan akal sehat… semoga dalil di atas cukup mampu untuk meng-rem, menahan keinginan kita untuk berpartisipasi dan ikut ngerayain atau memeriahkan acara tahun baru Masehi (tahun baru-an) atau acara dan hari-hari besar orang kafir, kecuali kalau kita mau di masukkan ke dalam glongannya. Dan pastinya tau dong akibatnya kalau orang yang dimasukkan ke dalam golongan kafir… pastinya ditempatin di neraka selamanya. Sepuwwasnya…
         
Terus harus gimana donk…??!!

          Kenapa musti bingung brow…!? Kita kan umat Islam yang punya jati diri. Kita gak perlu malu untuk menolak ajakan dan rayuan teman, sohib, fren, kawan atau siapa saja yang hendak merayakan hura-hura, pesta, arak-arakan di malam tahun baru Masehi. Kita mungkin akan dianggap kampungan, gak gaul, culun, cupu, katro, wong deso, atau kita dianggap sombong gak punya solidaritas sama teman, Oke… hal itu wajar dan merupakan resiko kita… Tapi ingat, Allah SWT. memandang kita lain dari taman-teman kita yang sok gaul itu, Allah akan memuliakan kita diantara mereka yang justru hina. (iya gak choy…?!). Tapi ingat juga, sikap penolakan kita harus baik dan jujur apa adanya, dan bahkan kalau bisa, jelaskan juga pada mereka tentang hakikat tahun baru itu yang sesungguhnya, dan ajak mereka untuk ikut langkah kita.
          Kita juga kan umat Islam punya kalender sendiri dan ada pergantian tahun barunya juga, kenapa gak kita rayakan juga pergantian tahun baru Islam yang memang itu merupakan bagian dari Syi`ar Islam. Kadang kita ini aneh tapi nyata… (ha ha ha…) tradisi dan budaya yang ada di Islam gak pernah kita perhatikan dan tidak pernah kita besarkan, tapi budaya, terdisi dan kebiasaan agama lain (Kristen/Yahudi/Nasrani) dan bangsa barat selalu kita meriahkan, kita besarkan dan bahkan kita rayakan dengan bangga seolah itu merupakan hal biasa. Kalau kita ngaku Muslim, jalanilah Islam secara benar, jangan sampai kita jadi Generasi Muslim yang gak punya perhatian terhadap agamanya sendiri dan hanya mengikuti apa yang sedang menjadi trend dan kebiasaan di masyarakat, padahal semua itu belum tentu dibenarkan oleh Islam.


          Nah, perlu kita tau… kita gak ikutan pesta tahun baru-an, bukan berarti kita tidak peduli dengan pergantian tahun, tatapi kita juga nyadar bahwa pergantian tahun adalah merupakan bagian dari perubahan waktu yang telah Allah atur. Tapi perayaan tahun baru itu alangkah baiknya juga kita jadikan sebagai momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi diri (muhasabah) atau evaluasi diri tantang apa yang telah kita lakukan selama satu tahun ke belakang dan membuat planing atau membuat suatu perencanaan baik untuk setahun ke depan yang akan kita lalui. Manusiawi. Kita pasti pernah melakukan perbuatan dosa, baik itu durhaka pada Allah, pada orang tua, dzolim pada orang lain dan mahluk lain yang kita sadari atau yang tidak kita sadari. Untuk itu sudah selayaknya kita akui semua itu dihadapan Allah SWT. dengan bertaubat. Di pergantian tahun nanti, marilah kita sama-sama untuk berbenah diri, lakukan perubahan diri menuju lebih baik dengan berbekal pengalaman yang telah kita jalani selama setahun ke belakang.
          Sobat muda, kesempatan yang Allah berikan gak akan datang dua kali, dan waktu yang udah kita lewati gak akan bisa diputar ulang. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa memanfaatkan waktu dan mengisinya dengan amal yang baik. Jadilah seorang yang bermanfaat untuk semua orang.
Kita harus sadar bahwa kita tidak akan selamanya hidup dalam usia muda. Jika berumur panjang, mau gak mau, waktu akan terus menerus nganterin kita pada usia selanjutnya, memasuki kehidupan dewasa dengan segudang tanggung jawab beserta ujian-ujiannya. Apa yang kita harapkan di masa depan? Jika sekarang kita lebih banyak hura-hura dan pesta dari pada memanfaatkan waktu berbuat hal yang lebih berarti dan bermanfaat untuk bekal kita di masa depan. Ingat sobat, jangan sampai kita rugi di masa depan gara-gara masa muda kita dihabiskan dengan hanya berhura-hura dan tanpa ada satu amal yang berarti. Suatu saat kita juga akan sampai di ujung waktu, suatu masa di mana kita gak bakalan diberi kesempatan untuk berbuat baik atau bertaubat, masa itu adalah saat kita menemui kematian. Masihkah kita mengharapkan kebahagiaan Surga yang begitu indah dan abadi, sementara kita terus sibuk mengerjar materi, popularitas, kesenangan dunia, mengikuti hawa nafsu dengan mengorbankan aturan Allah SWT…? Sambutlah kesempatan yang telah Allah berikan dengan memperbanyak amal sholeh dan mengurangi amal salah. Kita luruskan niat kita dalam hidup ini semata-mata hanya mencari ridho Allah. Kita kuatkan akidah dan keimanan kita ditengah gancarnya serangan budaya dan pemikiran barat yang penuh la`nat. Kita isi hari-hari kita dengan banyak melakukan amal-amal baik dan kontributif untuk bekall kita dalam menghadapi masa tua kita dan masa persidangan di Hari Perhitungan di hadapan Allah SWT. Oke choy……… siaaap…!!!
(Wallahu a`lam… semoga menjadi manfaat).

Sabtu, 12 Februari 2011

DOWNLOAD SMDAV terbaru

Klik Gambarnya untuk langsung Download!



SMADAV update:
 

VALENTINE DAY HARAM...


Di hari-hari ini, sesekali pergilah ke mall atau supermarket besar yang ada di kota Anda. Lihatlah interior mall atau supermarket tersebut. Anda pasti menjumpai interiornya dipenuhi pernak-pernik—apakah itu berbentuk pita, bantal berbentuk hati, boneka beruang, atau rangkaian bunga—yang didominasi dua warna: pink dan biru muda.
Dan Anda pasti mafhum, sebentar lagi kebanyakan anak-anak muda seluruh dunia akan merayakan Hari Kasih Sayang atau yang lebih tenar distilahkan dengan Valentine Day.
Momentum ini sangat disukai anak-anak remaja, terutama remaja perkotaan. Karena di hari itu, 14 Februari, mereka terbiasa merayakannya bersama orang-orang yang dicintai atau disayanginya, terutama kekasih. Valentine Day memang berasal dari tradisi Kristen Barat, namun sekarang momentum ini dirayakan di hampir semua negara, tak terkecuali negeri-negeri Islam besar seperti Indonesia.
Sayangnya, tidak semua anak-anak remaja memahami dengan baik esensi dari Valentine Day. Mereka menganggap perayaan ini sama saja dengan perayaan-perayaan lain seperti Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan sebagainya. Padahal kenyataannya sama sekali berbeda.
Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan semacamnya sedikit pun tidak mengandung muatan religius. Sedangkan Valentine Day sarat dengan muatan religius, bahkan bagi orang Islam yang ikut-ikutan merayakannya, hukumnya bisa musyrik, karena merayakan Valentine Day tidak bisa tidak berarti juga ikut mengakui Yesus sebagai Tuhan. Naudzubilahi min Dzalik. Mengapa demikian?

SEJARAH VALENTINE DAY

Sesungguhnya, belum ada kesepakatan final di antara para sejarawan tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai hari Valentine. Dalam buku ‘Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pusaka Alkautsar, 2005), sejarah Valentine Day dikupas secara detil. Inilah salinannya:
Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala.
Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.
Di zaman Roma Kuno, para pendeta tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa. Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu.
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata.
Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya.
Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I.
Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.
Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.

TRADISI KIRIM KARTU

Selain itu, tradisi mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan Santo Valentine. Pada tahun 1415 M, ketika Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St. Valentine tanggal 14 Februari, ia mengirim puisi kepada isterinya di Perancis.
Oleh Geoffrey Chaucer, penyair Inggris, peristiwa itu dikaitkannya dengan musim kawin burung-burung dalam puisinya.
Lantas, bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” yang sampai sekarang masih saja terdapat di banyak kartu ucapan atau dinyatakan langsung oleh pasangannya masing-masing? Ken Sweiger mengatakan kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang mempunyai persamaan dengan arti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini sebenarnya pada zaman Romawi Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi.
Disadari atau tidak, demikian Sweiger, jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi “To be my Valentine?”, maka dengan hal itu sesungguhnya kita telah terang-terangan melakukan suatu perbuatan yang dimurkai Tuhan, istilah Sweiger, karena meminta seseorang menjadi “Sang Maha Kuasa” dan hal itu sama saja dengan upaya menghidupkan kembali budaya pemujaan kepada berhala.
Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi atau lelaki rupawan setengah telanjang yang bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia begitu rupawan sehingga diburu banyak perempuan bahkan dikisahkan bahwa ibu kandungnya sendiri pun tertarik sehingga melakukan incest dengan anak kandungnya itu!
Silang sengketa siapa sesungguhnya Santo Valentine sendiri juga terjadi di dalam Gereja Katolik sendiri. Menurut gereja Katolik seperti yang ditulis dalam The Catholic Encyclopedia (1908), nama Santo Valentinus paling tidak merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda, yakni: seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Koneksi antara ketiga martir ini dengan Hari Valentine juga tidak jelas.
Bahkan Paus Gelasius II, pada tahun 496 menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui secara pasti mengenai martir-martir ini, walau demikian Gelasius II tetap menyatakan tanggal 14 Februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus.
Ada yang mengatakan, Paus Gelasius II sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Jenazah itu kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi di dalam gereja. Pada hari itu, sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 dengan alasan sebagai bagian dari sebuah usaha gereja yang lebih luas untuk menghapus santo dan santa yang asal-muasalnya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena hanya berdasarkan mitos atau legenda. Namun walau demikian, misa ini sampai sekarang masih dirayakan oleh kelompok-kelompok gereja tertentu.
Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno di mana masih berlaku kepercayaan paganisme (penyembahan berhala). Gereja Katolik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya Santo Valentine yang dianggap menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Walau demikian, perayaan ini pernah diperingati secara resmi Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia dan dilarang secara resmi pada tahun 1969. Beberapa kelompok gereja Katolik masih menyelenggarakan peringatan ini tiap tahunnya.

KEPENTINGAN BISNIS

Kalau pun Hari Valentine masih dihidup-hidupkan hingga sekarang, bahkan ada kesan kian meriah, itu tidak lain dari upaya para pengusaha yang bergerak di bidang pencetakan kartu ucapan, pengusaha hotel, pengusaha bunga, pengusaha penyelenggara acara, dan sejumlah pengusaha lain yang telah meraup keuntungan sangat besar dari event itu.
Mereka sengaja, lewat kekuatan promosi dan marketingnya, meniup-niupkan Hari Valentine Day sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi orang yang dikasihi, agar dagangan mereka laku dan mereka mendapat laba yang amat sangat besar. Inilah apa yang sering disebut oleh para sosiolog sebagai industrialisasi agama, di mana perayaan agama oleh kapitalis dibelokkan menjadi perayaan bisnis.

PESTA KEMAKSIATAN

Christendom adalah sebutan lain untuk tanah-tanah atau negeri-negeri Kristen di Barat. Awalnya hanya merujuk pada daratan Kristen Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, dan sebagainya, namun dewasa ini juga merambah ke daratan Amerika.
Orang biasanya mengira perayaan Hari Valentine berasal dari Amerika. Namun sejarah menyatakan bahwa perayaan Hari Valentine sesungguhnya berasal dari Inggris. Di abad ke-19, Kerajaan Inggris masih menjajah wilayah Amerika Utara. Kebudayaan Kerajaan inggris ini kemudian diimpor oleh daerah koloninya di Amerika Utara.
Di Amerika, kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar. Mr. Howland mendapat ilham untuk memproduksi kartu di Amerika dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. Upayanya ini kemudian diikuti oleh pengusaha-pengusaha lainnya hingga kini.
Sejak tahun 2001, The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) tiap tahun mengeluarkan penghargaan “Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary” kepada perusahaan pencetak kartu terbaik.
Sejak Howland memproduksi kartu ucapan Happy Valentine di Amerika, produksi kartu dibuat secara massal di selutuh dunia. The Greeting Card Association memperkirakan bahwa di seluruh dunia, sekitar satu milyar kartu Valentine dikirimkan per tahun. Ini adalah hari raya terbesar kedua setelah Natal dan Tahun Baru (Merry Christmast and The Happy New Year), di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama juga memperkirakan bahwa para perempuanlah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu di Amerika mengalami diversifikasi. Kartu ucapan yang tadinya memegang titik sentral, sekarang hanya sebagai pengiring dari hadiah yang lebih besar. Hal ini sering dilakukan pria kepada perempuan. Hadiah-hadiahnya bisa berupa bunga mawar dan coklat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan kepada perempuan pilihan.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, sebuah kencan pada hari Valentine sering ditafsirkan sebagai permulaan dari suatu hubungan yang serius. Ini membuat perayaan Valentine di sana lebih bersifat ‘dating’ yang sering di akhiri dengan tidur bareng (perzinaan) ketimbang pengungkapan rasa kasih sayang dari anak ke orangtua, ke guru, dan sebagainya yang tulus dan tidak disertai kontak fisik. Inilah sesungguhnya esensi dari Valentine Day.
Perayaan Valentine Day di negara-negara Barat umumnya dipersepsikan sebagai hari di mana pasangan-pasangan kencan boleh melakukan apa saja, sesuatu yang lumrah di negara-negara Barat, sepanjang malam itu. Malah di berbagai hotel diselenggarakan aneka lomba dan acara yang berakhir di masing-masing kamar yang diisi sepasang manusia berlainan jenis. Ini yang dianggap wajar, belum lagi party-party yang lebih bersifat tertutup dan menjijikan.

IKUT MENGAKUI YESUS SEBAGAI TUHAN

Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan mereka. “Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…, ” demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisakah dibenarkan sikap dan pandangan seperti itu?
Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasanya.
Nah, jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan musyrik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik!
“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” Demikian bunyi hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah. ”
Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” Wallahu’alam